Minggu, 05 Juni 2011

halaman 12

Ayah Ibu Tercinta

Raut wajah mempesona
Ringankan beban di pundaku
Menyambut dengan senyum terindah
Kaulah Malaikat Sukmaku

Tubuh mu mulai berubah
Semakian renta dan rapuh
Terlihat garis perjuangan yang teguh
Memberi cinta yang tak pernah berubah

Ayah ibu tercinta
Telah kau korbankan semua
Mendidik dan membina
Hingga ku kini dewasa

Kan kubaktikan diriku
Untuk mu malaikat sukmaku
Aku hanyalah angin lalu
Tanpa perjuangan mu

Ayah Ibu tercinta
Biarlah kini ku yang menjaga
Membalas semua jasa
tak terhingga
Kau sungguh berarti
Kesempurnaan cinta kau beri
Aku menyayangi dan berbakti kepadamu
Dalam senyum dan tangisku
Aku mencintaimu dalam hidup dan perjalanku

halaman 11

E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan
1. Pejamu (host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :
a.Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur
Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak – anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.
2. Bibit Penyakit
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
3. Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruhluar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.
E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan
1. Pejamu (host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :
a.Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur
Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak – anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.
2. Bibit Penyakit
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
3. Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruhluar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

halaman 10

halaman 9

EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
A. Pengertian
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. (Noor, 2000)


Epidemiologi adalah ilimu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnyaberdasarkan usia, jenis kelamin , ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang dan sebagainya. (Timmreck, 2004)

Epidemiologi bersala dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti :
Epi = di atas/ di antara/ yang ada diantara
Demos = populasi, orang, masyarakat
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi secara bebas diartikan sebagai :
Ilmu yang mempelajari sesuatu (penyakit) yang ada di antara (yang melanda) masyarakat/populasi
Atau :
Ilmu yang mempelajari epidemi/wabah dengan tujuan mengendalikannya dan mencegah terulangnya kembali. (Slamet, 2005)

halaman 8

B. UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Cara mengukur frekwensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Secara Umum Ukuran – ukuran dalam Epidemiologi dapat dibedakan atas :
1. Untuk Mengukur Masalah Penyakit ( Angka Kesakitan / Morbiditas )
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal MORBIDITAS.
Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi.
a. INSIDENSI
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang:
Data tentang jumlah penderita baru.
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk ).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1). Incidence Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit.
Rumus incidence rate=jumlah penderita baru : jumlah penduduk yg mungkin terkena penyakit x K
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
Manfaat Incidence Rate adalah :
Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan.
2). Insidens kumulatif (Incidence Risk)
Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu.
Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit
Denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak lanjut)
Subyek bebas dari penyakit pada awal studi
Subyek potensial untuk sakit
Sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan.
Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
Merujuk pada individu
Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik
Incidence risk=jml kasus insidens selama periode waktu tertentu : jml orang yg berisiko pada permulaan waktu
3). Attack Rate
Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.
Rumus :
Attack Rate=jml penderita baru dlm satu saat : jml penduduk yg mungkin terkena penyakittersebut pada saat yg samax XK
4). Secondary Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus :
SAR=jml penderita baru pd serangan kedua : jml penduduk- penduduk yg terkena serangan pertama x XK

halaman 7

Ukuran-ukuran Epidemiologi
A. KRITERIA KAUSALITAS MENURUT BRADFORD HILL
Bradford Hill (1897-1991) membuat kriteria dari suatu faktor sehingga faktor tersebut dapat dikatakan sebagai faktor yang mempunyai hubungan kausal. Kriteria tersebut adalah :
1. Kekuatan asosiasi
Semakin kuat asosiasi, maka emain sedikit hal tersebut dapat merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor etiologis lainnya. Kriteria ini membutuhkan juga presisi statistik (pengaruh minimal dari kesempatan) dan kekakuan metodologis dari kajian kajian yang ada terhadap bias (seleksi, informasi, dan kekacauan).
2. Konsistensi
Replikasi dari temuan oleh investigator yang berbeda, saat yang berbeda, dalam tempat yang berbeda, dengan memakai metode berbeda dan kemampuan untuk menjelaskan dengan meyakinkan jika hasilnya berbeda.
3. Spesifisitas dari asosiasi
Ada hubungan yang melekat antara spesifisitas dan kekuatan yang mana semakin akurat dalam mendefinisikan penyakit dan penularannya, semakin juat hubungan yang diamati tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap penyakit-penyakit beragam bukan merupakan bukti yang melawan peran dari setiap penyakit.
4. Temporalitas
Kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan bahka pada saat efek sementara diperkirakan.
5. Tahapan biologis
Perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon konsisten dengan model konseptual yang dihipotesakan.
6. Masuk akal
Lebih siap untuk menerima kasus dengan hubungan yang konsisten dengan pengetahuan dan keyakinan kami secara umum. Telah jelas bahwa kecenderungan ini memiliki lubang-lugang kosong, tetapi akal sehat selalu saja membimbing kita.
7. Koherensi
Bagaimana semua observasi dapat cocok dengan model yang dihipotesakan untuk membentuk gambaran yang koheren?
8. Eksperimen
Demonstrasi yang berada dalam kondisi yang terkontrol merubah kausa bukaan untuk hasil yang merupakan nilai yang besar, beberapa orang mungkin, mengatakannya sangat diperlukan, untuk menyimpulkan kausalitas.
9. Analogi
Lebih siap lagi untuk menerima argumentasi-argumentasi yang menyerupai dengan yang kami dapatkan.

halaman 6

E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Masalah Kesehatan
1. Pejamu (host)
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :
a.Faktor keturunan
Dalam dunia kedokteran dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis menyakit akan dapat diatasi.
c. Umur
Pada saat ini banyak dikenal penyakit tertentu yang hanya menyerang golongan umur tertentu misalnya penyakit campak, polio dan difteri yang banyak ditemukan pada anak – anak.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya penyakit hemofili yanglebih banyak ditemukan pada orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.
2. Bibit Penyakit
Suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidak hadiran dapatmenimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.
3. Lingkungan (environment)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh – pengaruhluar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme.

halaman 5

Cara penularan penyakit
Beberapa cara penularan penyakit telah diidentifikasikan, ada dua cara umum penularan penyakit, Yaitu :
1. Penularan Langsung
Atau dikenal sebagai penularan dari orang ke orang adalah perpindahan patogen atau agens secara langsung dan segera dari pejamu/reservoir ke pejamu yang rentan. Contohnya seperti sentuhan kulit degan kulit, berciuman, atau hubungan seksual.
2. Penularan tidak langsung
Terjadi ketika patogen atau agens berpindah atau terbawa melalui beberapa item, organisme, benda atau proses perantara menuju pejamu yang rentan sehingga menimbulkan penyakit. Penularan tidak langsung melalui beberapa penularan berikut :
a. Penularan airborne (melalui droplet atau partikel debu)
Terjadi ketika seseorang bersin, batuk atau berbicara, memercikkan patogen mikroskopik yang terbawa dalam droplet ke udara dan dihirup oeh seseorang yanmg rentan yang berada di dekatnya.
b. Penularan penyakit Vektorborne
Memeliki proses mekanisme yang sederhana seperti ketika patogen menggunakan pejamu (lalat, nyamuk, kutu, tikus) sebagai mekanisme untuk menumpang, untuk memperoleh makanan, atau sebagai proses perpindahan fisik untuk menyebar.

halaman 4

D. Terjadinya Penyakit/Masalah Kesehatan
Beberapa konsep epidemiologi tentang penularan penyakit yang berhubungan atau mempengaruhi segitiga epidemiologi antara lain :
1. Benda tak hidup (fomite) adalah benda yang mempunyai peran dalam penularan penyakit. Fomite dapat berupa pensil, pulpen, gelas, gagang pintu, pakaian, dan benda mati lainnya yang menghantarkan infeksi akibat terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang kemudian disentuh orang lain.
2. Vektor adalah serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus tau hewan pengerat lainnya. Vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa penyakit yang menyebar dan menjalani proses penularan penyakit.
3. Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organik (seperti tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme infeksius.
4. Carier adalah tempat persinggahan organisme penyebab infeksi.

halaman 3

C. Manfaat/ Kegunaan
Tujuh manfaat epidemiologi
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit
a. Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi
b. Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat.
2. Diagnosis masyarakat
a. Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau wilayah
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi
a. Faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi kelompok atau populasi
b. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan menggunakan tekhnik pemeriksaan kesehatan, misalnya risiko kesehatan, pemeriksaan , skrining kesehatan, tes kesehatan, dll.

4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
a. Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok
b. Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau kematian.
5. Melengkapi gambaran klinis
a. Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu
b. Menentukan hubungan sebab akibat misalnya radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik.
6. Identifikasi sindrom
a. Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
a.Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian. (Timmreck, 2004)

halaman 2

JENIS PENELITIAN

STUDI KORELASI POPULASI
Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor yang digunakan : umur, bulan, penggunaan pelayanan kesehatan, konsumsi jenis makanan, obat-obatan, sigaret dll.
Unit observasi/unit analisis adalah kelompok individu, komunitas, atau populasi yang lebih besar.

Prinsip-prinsip studi Korelasi populasi :
• 2 VARIABEL (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit observasi
• Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya.
• Kekuatan hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif r, mengukur berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti perubahan setiap unit paparan
• Contoh : Studi korelasi populasi untuk mempelajari hubungan korelatif antara kematian karena kanker paru pada pria tahun 1950 dan konsumsi sigaret pada tahun 1930 di berbagai negara.

a) Kekuatan
• Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi dan mortalitas
• Digunakan pada penyelidikan awal hubungan paparan dan penyakit
• Mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia
• Departemen pemerintah dan Biro Pusat statistik secara teratur mengumpulkan data demografi yang dapat dikolerasikan dengan data morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber daya kesehatan yang dikumpulkan Departmen Kesehatan.

b) Kelemahan
• Tidak mampu mengatasi kesenjangan status paparan dan penyakit pada tingkat populasi dan individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang terpapar juga berpenyakit.
• Tidak mampu mengontrol faktor perancu
• Contoh : terlepas dari korelasi positif yang kuat antara merokok dengan kematian Ca paru, dapat diduga bahwa perkiraan tersebut lebih besar dari sesungguhnya, karena adanya faktor lain : polusi udara, asbes, radium, hidrokarbon, radiasi dll.

RANGKAIAN BERKALA
Studi epidemiologi yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan satu/beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa sekuens waktu. Ciri rangkaian berkala adalah menghubungkan variasi frekuensi penyakit dari waktu ke waktu.

Manfaat studi rangkaian berkala adalah :
• Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau
• Mengevaluasi efektifitas intervensi kesehatan masyarakat
Rangkaian berkala merupakan salah satu rancangan eksperimen semu untuk mengevaluasi efektivitas intervensi. Evaluasi dilakukan dengan cara : mempelajari perubahan gerakan kurva frekuensi penyakit pada populasi selama beberapa interval waktu, baik sebelum maupun sesudah implementasi intervensi pada populasi.
Contoh : rangkaian berkala untuk mengevaluasi efektifitas peraturan senjata api di Detroit.

Komponen pembentuk rangkaian berkala yang dapat merancukan pengaruh intervensi sebenarnya
• Kecenderungan sekuler
• Variasi Musim
• Variasi Siklik
• Variasi Acak (Random)
href="file:///C:%5CUsers%5CUser%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData">
JENIS PENELITIAN

STUDI KORELASI POPULASI
Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor yang digunakan : umur, bulan, penggunaan pelayanan kesehatan, konsumsi jenis makanan, obat-obatan, sigaret dll.
Unit observasi/unit analisis adalah kelompok individu, komunitas, atau populasi yang lebih besar.

Prinsip-prinsip studi Korelasi populasi :
  • 2 VARIABEL (x : Paparan, Y : penyakit) diukur pada tiap-tiap unit observasi
  • Kemudian sejumlah n pasangan (X,Y) dipertemukan untuk dicari hubungannya.
  • Kekuatan hubungan linear antara X dan Y dihitung dalam koefisien korelatif r, mengukur berapa besar perubahan tiap unit frekuensi penyakit diikuti perubahan setiap unit paparan
  • Contoh : Studi korelasi populasi untuk mempelajari hubungan korelatif antara kematian karena kanker paru pada pria tahun 1950 dan konsumsi sigaret pada tahun 1930 di berbagai negara.

a) Kekuatan
  • Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi dan mortalitas
  • Digunakan pada penyelidikan awal hubungan paparan dan penyakit
  • Mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasi yang tersedia
  • Departemen pemerintah dan Biro Pusat statistik secara teratur mengumpulkan data demografi yang dapat dikolerasikan dengan data morbiditas, mortalitas dan penggunaan sumber daya kesehatan yang dikumpulkan Departmen Kesehatan.

b) Kelemahan
  • Tidak mampu mengatasi kesenjangan status paparan dan penyakit pada tingkat populasi dan individu. Kita tidak mengetahui apakah seseorang yang terpapar juga berpenyakit.
  • Tidak mampu mengontrol faktor perancu
  • Contoh : terlepas dari korelasi positif yang kuat antara merokok dengan kematian Ca paru, dapat diduga bahwa perkiraan tersebut lebih besar dari sesungguhnya, karena adanya faktor lain : polusi udara, asbes, radium, hidrokarbon, radiasi dll.
  •  
RANGKAIAN BERKALA
Studi epidemiologi yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan satu/beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa sekuens waktu. Ciri rangkaian berkala adalah menghubungkan variasi frekuensi penyakit dari waktu ke waktu.

Manfaat studi rangkaian berkala adalah :
  • Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman lampau
  • Mengevaluasi efektifitas intervensi kesehatan masyarakat
Rangkaian berkala merupakan salah satu rancangan eksperimen semu untuk mengevaluasi efektivitas intervensi. Evaluasi dilakukan dengan cara : mempelajari perubahan gerakan kurva frekuensi penyakit pada populasi selama beberapa interval waktu, baik sebelum maupun sesudah implementasi intervensi pada populasi.
Contoh : rangkaian berkala untuk mengevaluasi efektifitas peraturan senjata api di Detroit.

Komponen pembentuk rangkaian berkala yang dapat merancukan pengaruh intervensi sebenarnya
  • Kecenderungan sekuler
  • Variasi Musim
  • Variasi Siklik
  • Variasi Acak (Random)

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF


DEFINISI
Epidemiologi desriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan penyakit.

Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan :
  • Siapa yang terkena?
  • Bilamana hal tersebut terjadi?
  • Bagaimana terjadinya?
  • Dimana kejadian tersebut?
  • Berapa jumlah orang yang terkena?
  • Bagaimana penyebarannya?
  • Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?